Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2012

koas...oh koas... [ catatan mahasiswa koas kedokteran hewan UGM ]

Tahun 2008 aku masuk di fakultas kedokteran hewan UGM, alhamdulillah tepat 3 tahun 10 bulan aku bisa nggondol gelar sarjana, abis tu langsung tanpa basa basi aku langsung daftar PPDH (program profesi dokter hewan),  ikut tes seleksi, dan alhamdulillah ikut ujian sekali langsung lulus. FYi, koasistensi atau lebih akrab dibilang ‘koas’, adalah tahapan yang harus dilalui seorang sarjana kedokteran, kedokteran hewan, ked gigi biar dapet gelar ‘dokter’. Lama waktunya relatif, dibandingin sama kedokteran2 yang lain, koas di kedokteran hewan emang paling cepet, yaitu Cuma setahun, ditambah 2 bulan KKN. Emang koas di KH UGM itu unik, KKN baru dilaksanain setelah selese ato hampir selese koas-nya, trusnya kita KKN bareng mhsw fakultas lain yang 2 tahun lebih muda :) .

DOKTER HEWAN

Apa yang ada di benak Anda sebagai masyarakat umum saat mendengar profesi ini? sebuah profesi dokter hewan, di Indonesia? saat mendengar suatu berita bahwa teman dekat Anda, atau saudara atau anak dari teman Anda memilih kuliah di jurusan kedokteran hewan? memilih menjadi seorang dokter hewan? Mungkin banyak yang menganggap bahwa profesi ini tidak begitu berperan. Jarang muncul di televisi. Jarang dilibatkan dalam perkara-perkara substansial di negara ini. Mahasiswanya jarang menjadi sorotan, kurang gengsi, jurusannya kurang populer di mata anak-anak lulusan SMA, dianggap kerjaannya cuma nyuntik sapi, atau hanya bekerja untuk kalangan atas yang hobi melihara hewan-hewan mahal, yang di Indonesia hanya sepersekian persen jumlahnya dan sangat tidak merakyat.

Curhat Luar Biasa

Hijrah.. Sebenarnya semenjak bada ramadhan tahun ini aku mengalami suatu goncangan yang luar biasa. Bukan karena suatu musibah, tapi karena saat itu aku baru menyadari, baru melek kayak abis diguyur air dan sadar dari pingsan, bahwa selama bertahun2 ini aku di mata Allah adalah manusia yang sangat buruk, seorang wanita berjilbab yang tidak pernah menjilbabi hatinya, tidak menjilbabi perilakunya, berbuat semaunya, beribadah hanya sebagai rutinitas, dan mendekat Allah hanya saat butuh. Aku malu banget sama Allah, takuuut sekali, dan merasa sangat berdosa kepada bapak atas dosa yang aku lakukan, karena bapaklah yang menanggung semua dosa anak perempuannya sebelum dia menikah. Berawal secara tidak sengaja, setiap bada sahur aku selalu rajin membaca twit ustad Felix Siauw yang saat itu sedang gencar-gencarnya memberantas budaya pacaran di kalangan muslim. Saat itu kondisiku aku sedang berpacaran selama hampir 2 tahun dg seorang